Sabtu, 16 Oktober 2010

JADWAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SMT VII ANGKTN 2007 season II :)

TEMAN2Q, NI JADWAL UJIAN QT.. TP KYX AD PERUBAHAN KELAS, COZ SEKARANG PEMBAGIAN KELASX JD 4 (A,B,C, DAN D). MGKN INFO PEMBAGIAN KELAS MENYUSUL, ATAU BISA DILIHAT SENDIRI DIKAMPUS.. TETAP SEMANGAT IAA :)))

SENIN 15 NOVEMBER 2010
12.30 - 14.00 FARMAKOTERAPI II (A= 403; B= 404; C= R.BARU; D= AULA)

SELASA 16 NOVEMBER 2010
10.00 - 11.30 KIMIA MEDISINAL (A= AULA; B= 403; C= 404; D= R.BARU)

KAMIS 18 NOVEMBER 2010
08.00 - 09.30 PATOLOGI KLINIK ( A= R.BARU; B= AULA; C= 403; D= 404)

JUM'AT 19 NOVEMBER 2010
13.30 - 15.00 SPEKTROSKOPI DAN ELUSIDASI STRUKTUR (A= 404; B= R.BARU; C= AULA; D= 403)


Tq  Rine Kusuma Hastuty for informasinya :)

Syarat Memilih Titran dan Analit Untuk Titrasi

Seperti yang telah kita ketahui dalam titrasi senyawa yang tidak diketahui konsentrasinya (analit) dititrasi dengan larutan standar (titran) sampai diperoleh titik akhir titrasi. Karena titran sudah diketahui konsentrasinya maka kita dapat menghitung konsentrasi larutan analit dengan mudah.
Tidak semua zat/senyawa yang ada dalam bentuk larutannya dapat ditentukan dengan metode titrasi. Terdapat beberap hal (syarat) agar kita dapat menentukan sesuatu dengan cara titrasi. Syarat-syarat tersebut adalah:
  1. Reaksi antara titran dengan analit harus stoikiometri. Artinya reaksi keduanya dapat ditulis dalam persamaan reaksi yang telah diketahui dengan pasti. Jadi produk reaksi antara titran dan analit diketahui secara pasti sehingga kita dapat menulis dan menyetarakan reaksinya. Sebagai contoh reaksi antara HCl dengan KOH dapat ditulis secara pasti sebagai berikut:
    HCl + KOH -> KCl + H2O
  2. Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung dengan cepat, hall ini untuk memastikan proses titrasi cepat berlangsung dan titik equivalent cepat diketahui.
  3. Tidak ada reaksi lain yang mengganggu reaksi antara titran dan analit. Bila ada zat-zat pengganggu maka zat tersebut harus dihilangkan. Sebagai contoh bila kita melakukan titrasi asam asetat dengan NaOH maka tidak boleh ada asam lain seperti H2SO4 yang nantinya akan mengganggu reaksi antara asam asetat dan NaOH
  4. Bila reaksi antara titran dengan analit telah berjalan dengan sempurna (artinya titran dan analit sama-sama habis bereaksi) maka harus ada sesuatu yang dapat dipergunakan untuk penanda keadaan ini. Perubahan ini bisa berupa berubahnya warna larutan, perubahan arus listrik, ataupun perubahan sifat fisik larutan yang lain. Perubahan ini dalam titrasi asam basa bisa dipergunakan indicator tapi yang perlu diingat jarak antara titik akhir titrasi dengan titik equivalent harus berdekatan.
  5. Kesetimbangan reaksi harus mengarah jauh ke pembentukan produk sehingga dapat diukur secara kuantitatif. Bila reaksi tidak mengarah jauh ke pembentukan produk maka akan sulit untuk menentukan titik akhir titrasi.
Itulah syarat-syarat analit yang harus diperhatikan bila kita melakukan berbagai macam jenis titrasi ataupun memilih zat untuk dijadikan sebagai larutan standar.

Apa itu Titrasi?


Mempelajari titrasi amatlah penting bagi mahasiswa yang mengambil jurusan kimia dan bidang-bidang yang berhubungan dengannya. Titrasi sampai sekarang masih banyak dipakai di laboratorium industri disebabkan teknik ini cepat dan tidak membutuhkan banyak reagen.
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat.  Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri.
Larutan yang dipergunakan untuk penentuan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di dalam buret (lihat gambar) dan larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran atau titrator, sedangkan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di Erlenmeyer (lihat gambar) dan larutan ini disebut sebagai analit.
Titran ditambahkan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara equivalen dengan analit, artinya semua titran habis bereaksi dengan analit keadaan ini disebut sebagai titik equivalen.
Mungkin kamu bertanya apabila kita menggunakan dua buah larutan yang tidak bewarna seperti H2SO4 dan NaOH dalam titrasi, bagaimana kita bisa menentukan titik equivalent?
Titik equivalent dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, cara yang umum adalah dengan menggunakan indicator. Indikator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi.
Sebagai contoh titrasi H2SO4 dengan NaOH digunakan indicator fenolpthalein (pp). Bila semua larutan H2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah warna menjadi merah mudah. Bila telah terjadi hal yang demikian maka titrasi pun kita hentikan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya berubahan warna indicator disebut sebagai titik akhit titrasi. Titrasi yang bagus memiliki titik equivalent yang berdekatan dengan titik akhir titrasi dan kalau bisa sama.
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus:
V.N titran = V.N analit
Dimana V adalah volume dan N adalah normalitas. Kita tidak menggunakan molaritas (M) disebabkan dalam keadaan reaksi yang telah berjalan sempurna (reagen sama-sama habis bereaksi) yang sama adalah mol-equivalen bukan mol. Mol-equivalen dihasilkan dari perkalian normalitas dengan volume.
Tidak semua zat bisa ditentukan dengan cara titrasi akan tetapi kita harus memperhatikan syarat-syarat titrasi untuk mengetahui zat apa saja yang dapat ditentukan dengan metode titrasi untuk berbagai jenis titrasi yang ada. Mengenal berbagai macam peralatan yang dipergunakan dalam titrasipun sangat berguna agar kita mahir melakukan teknik titrasi.
Sumber gambar : answer.com

Peralatan Titrasi


Agar kamu lebih mudah melakukkan titrasi maka sebaiknya kamu lebih familier dengan berbagai macam alat yang akan dipergunakan untuk titrasi. Dengan mengetahui fungsi daripada alat-alat tersebut maka diharapkan kamu bisa melakukkan dan menggunakan alat tersebut untuk keperluan titrasi yang lebih akurat.
Sebagai contoh pada waktu menimbang zat yang dipakai untuk larutan standar biasanya para siswa ada yang menggunakan alas berupa kertas, padahal hal ini tidak boleh dilakukan, kamu bisa menggunakan gelas arloji sebagai alas untuk menimbang zat tersebut. Dengan demikian perhitungan akan menjadi lebih presisi.
Peralatan yang umum dipakai untuk keperluan titrasi adalah buret dan statis, erlenmeyer, labu ukur, pipet ukur, gelas arloji, pipet tetes, dan karet penghisap.
Buret Dan Statis

Buret dipakai sebagai tempat titran, biasanya yang dipakai adalah buret dengan volume 50 mL. Skala 0 ada dibagian atas dan 50 ada di bawah. Statis dipakai untuk menahan buret (meletakkan buret) pada waktu titrasi.
Erlenmeyer
Erlenmeyer dipakai untuk meletakkan analit. Biasa yang dipergunakan untuk titrasi adalah ukuran 250 mL agar mudah dipegang dang lebih mudah melihat analit.

Pipet Ukur
Untuk mengambil analit dengan volume tertentu misal 10, atau 25 mL maka gunakan pipet ukur, jangan menggunakan gelas ukur karena pipet ukur lebih presisi. Pipet ukur tersedia dalam banyak ukuran.
Labu Ukur
Alat ini dipakai untuk membuat larutan standar dengan volume tertentu misalnya 10, 25, 50 mL. Jangan gunakan beaker glass untuk membuat larutan standar sebab labu ukur lebih presisi.

Pipet Tetes
Pipet tetes biasanya dipakai untuk mengambil indikator yang akan digunakan pada waktu titrasi.
Gelas Arloji
Untuk alas pada waktu menimbang zat kimia (zat untuk larutan standar) maka jangan mengunakan kertas akan tetapi Anda harus meggunakan gelas arloji.
Karet Penghisap
Gunakan karet penghisap untuk mengambil analit pada waktu Anda menggunakan pipet ukur. Jika analitnya tergolong zat yang tak berbahaya Anda bisa menghisapnya dengan mulut

Cangkang Kapsul


Kapsul keras diproduksi secara masal pertama kali di Amerika Serikat pada abad ke-19. Kapsul mudah diterima oleh para konsumen karena penampilannya yang menarik dan bentuknya yang didesain sedimikian rupa sehingga mudah untuk ditelan. Pada prinsipnya kapsul dapat disi dengan berbagai macam bahan dari yang berbentuk serbuk sampai dengan cairan berbahan dasar minyak.
Cangkang kapsul pada umumnya terbuat dari bahan gelatin. Gelatin dipilih sebagai bahan pembuatan cangkang kapsul karena sifatnya yang stabil ketika berada di luar tubuh namun dapat mudah larut di dalam tubuh.
Gelatin merupakan hasil olahan dari kolagen, sejenis protein, yang umum terdapat dalam tulang, kulit, atau jaringan pengikat binatang. Pada umumnya gelatin dibuat dari tulang sapi atau dari kulit babi. Gelatin type A biasa terbuat dari kulit babi sedangkan gelatin type B biasa terbuat dari tulang sapi.
Proses pembuatan cangkang kapsul dimulai dari pembuatan larutan gelatin 25-30%. Bahan dasar capule berupa gelatine dilarutkan di dalam air panas yang telah di demineralisasi. Bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan kedalam larutan gelatin sehingga membentuk campuran yang homogen. Bahan dasar ini dimasukkan kedalam mesin pembuatan kapsul untuk dicetak menjadi cangkang kapsul yang siap untuk digunakan.
Seperti bahan-bahan dasar obat yang lainnya proses pembuatan cangkang kapsul ini harus memenuhi standar cGMP (cara pembuatan obat yang baik). Cangkang kapsul yang sudah jadi akan diperiksa sesuai dengan standar cGMP. Selain pemeriksaan itu dimensi kapsul seperti ketebalan, diameter, dan tinggi kapsul akan diperiksa untuk memastikan cangkang kapsul siap digunakan pada proses pengisian kapsul.
Cangkang kapsul mempunyai standar dimensi fisik tertentu yang dipakai sebagai acuan pada saat proses filling kapsul. Standar ukuran kapsul dapat dilihat pada tabel berikut:
 
 Sumber : Capsule, Hard by Brian E Jones Encyclopedia of Pharmaceutical Technology

Kamis, 14 Oktober 2010

Istilah-Istilah Dalam Dunia Farmasi


Dalam mempelajari obat-obatan atau farmasi banyak aspek yang harus diketahui. Beberapa aspek tadi erat hubungannya dengan beberapadefinisi yang dikenal di farmasi, antara lain :

Definisi Farmakologi (luas): adalah Ilmu yang mempelajari sejarah, asal usul obat, sifat fisika dan kimiawi. Cara mencampur dan membuat obat, efek terhadap fungsi biokimia dan faal, cara kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi dan eksresi, penggunaan dalam klinik dan efek toksisnya.

Definisi Farmakologi (sempit): adalah Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk diagnosis, pencegahan dan penyembuhan penyakit.

Definisi Farmakognosi : adalah Ilmu yang mempelajari pengetahuan dan pengenalan bentuk mikroskopik dan makroskopik berbagai tumbuha-tumbuhan, hewani, mineral dan organisme lainnya yang dapat digunakan dalam pengobatan.

Definisi Biofarmasi : Penyelidikan tentang pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya sehingga bentuk sediaan obat harus dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan efek yang optimal.

Definisi Farmasi : Ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur dan formulasi.

Definisi Farmakokinetika : Ilmu yang mempelajari cara kerja obat, efek obat terhadap fungsi berbagai organ dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia dan struktur organ tubuh.

Definisi Farmakoterapi : Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk menyembuhkan penyakit.

Definisi Kemoterapi : adalah Cara pengobatan penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dengan zat kimia

Definisi Obat Kemoterapi : Adalah obat kimia yang terutama bekerja terhadap kuman parasit dan mikroba patogen lainnya

Definisi Farmakodinamika : Adalah obat yang terutama bekerja terhadap tuan rumah dengan

Definisi Obat Diagnostik : Adalah obat yang membantu untuk melakukan diagnostik (pengenalan penyakit)

Definisi Toksikologi : Adalah Ilmu yang mempelajari keracunan oleh berbagai zat kimia terutama obat

Demikian Istilah-istilah dalam dunia farmasi. Semoga definisi-definisi dapat membantu kita dalam memahami farmasi secara keselurahan nantinya.

Farmasi itu apa sich???

Farmasi adalah suatu profesi yang berkaitan dengan kesehatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan kesehatan dan kimia. Ruang lingkup farmasi termasuk beberapa peran tradisional seperti menggabungkan dan membagikan obat-obatan untuk para dokter, juga termasuk peran modern seperti perawatan pasien, termasuk juga layanan-layanan klinis, meninjau obat-obatan untuk keamanan dan keifisienan, dan menyediakan informasi mengenai obat-obatan. 

Ada bermacam-macam keahlian-keahlian dalam latihan farmasi. Spesialisasi dalam farmasi biasanya tergantung berdasarkan tempat latihan dan peran latihan tersebut termasuk komunitas, rumah sakit, farmasi klinik, wakil dokter, informasi obat, apotik, dan sebagainya....

^_^

Tentang Aku dan Diriku

Lagi Narsis di Kampus eheheheh....
Shinta Naufalia Anggreini, 18 Juni 1990. Seorang mahasiswi Fakultas Farmasi Semester 6 di Universitas Mulawarman Samarinda....